Rabu, 26 November 2008

Ulasan Khusus: BUMI

Saham BUMI Resources kemarin naik 20% ke level 850.  Ini adalah kenaikannya yang pertama kali setelah suspensi saham itu dibuka.  Selama satu setengah bulan, saham tersebut tertekan (atau ditekan) hari demi hari turun 10% tanpa volume sama sekali. Support pertama di level 1070, BUMI sempat naik 10%, tapi ditutup kembali melemah.  Broker yang memborong saham tersebut di level 1000-an adalah Kim Eng (ZP).  Support kedua, 640, adalah rock bottom dari BUMI, dimana BUMI jatuh di bawah nilai bukunya.  Broker yang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini adalah CLSA Securities (KZ), walaupun tidak sebesar ZP waktu memborongnya.  Ternyata, KZ mempunyai beking sebuah perusahaan investasi asal Amerika, Rowe Price, yang diam-diam juga tertarik pada BUMI, sehingga menyalip perusahaan investasi lain, Northstar Pacific yang sedang due diligence.  Northstar akan membeli BUMI di harga 1800-2000.  PTBA milik pemerintah juga menyatakan ketertarikannya untuk membeli saham BUMI, dan keluar dari konsorsium Northstar.  George Soros kabarnya juga sudah masuk ke BUMI.  Ditambah, BNBR HARUS memborong BUMI sampai 35% di lantai bursa.  Hmm...rasanya saya tahu apa sebabnya BUMI tertekan (ditekan).  Dan saya juga tahu berapa NILAI dari BUMI sebenarnya.

Beberapa point penting adalah BUMI memiliki aset tambang batu bara kelas dunia, seperti KPC dan Arutmin.  Juga, memiliki saham di Herald Resources, Australia.  BUMI adalah pemasok batu bara besar yang bermain di kancah internasional.

BNBR sebagai pihak manajemen BUMI telah salah memanajemen keuangannya sehingga terlilit utang.  Mungkin BNBR berharap bisa memegang kendali BUMI sendirian, tetapi malah terjungkal dengan krisis ekonomi global.

Dua sekuritas saya tahu telah memproyeksikan BUMI di atas angka 3000-an.  BUMI dulu pernah menyentuh angka 8500, dan masih ramai diperdagangkan di level itu.

Minyak akan turun, tetapi batubara tidak akan turun dengan tajam, karena demand telah tercipta dari pembangkit listrik tenaga batubara yang mesinnya berbeda dengan diesel.

At the end of the day, PBV sudah tembus.  Walaupun semua indikator teknikal masih menunjuk ke bawah, PBV adalah support yang diketahui juga oleh semua orang.  Jika dulu Anda membeli BUMI 10x nilai bukunya, inginkah Anda membeli BUMI di nilai bukunya sekarang?  Rowe Price, PTBA, ZP, Northstar, semua berlomba-lomba memborong BUMI...  Bagaimana dengan retail?  Masih takut BUMI akan ke 50?  Atau menunggu 500 yang mungkin ya mungkin tidak akan datang?

Kalau saya, lebih baik melawan rasa takut ini dan pakai logika.  Rasa takut itu wajar karena BUMI sudah bikin saya bangkrut, practically...  tiga kali.  Tapi, kesuksesan selalu ada di ujung.  Jangan sampai ketinggalan kesempatan ini.  Dua hari yang lalu, volumenya sudah sangat besar di support.  Mungkin itu sinyal satu-satunya saat ini.  Kalau menunggu three white soldiers atau golden cross, sudah terlambat rasanya, tapi bisa kita buktikan bersama satu minggu ke depan, apakah saya akan salah lagi atau analisa ini terbukti.

Anyway, thank you for reading.

Kamis, 13 November 2008

Kembali ke Merah

Hari ini saya cuti.  Pagi-pagi saya mencoba mengikuti pasar saham dunia, dan, WOW.  CNBC sedang bilang semua turun.  Tokyo, Sidney, Korea, sepertinya angkanya juga nggak tanggung-tanggung.  Masing-masing 4% sampai 5%.
Walaupun begitu, bagi yang suka memancing di air keruh, mungkin saham ELTY bisa berfluktuasi besar hari ini karena kabar (dari Bisnis Indonesia) akan dibeli oleh Limitless di harga Rp.200-an per lembar saham.  Itu dobel dari harga saat ini di pasar.
Si Paulson dari Amrik kemarin baru menarik kembali janjinya akan menggunakan US$700 milyar itu buat membersihkan neraca bank-bank dari mortgage beracun.  Mungkin ini juga yang bikin pasar jatuh.

Trader Blogroll