Jumat, 15 Mei 2009

End-of-Week Talk (15 May 2009): Serakah

Serakah.

Sifat manusia yang ini benar-benar sulit dikendalikan.  Terkadang sifat ini juga yang membuat seolah-olah saham itu masih berpotensi, padahal di chart jelas-jelas sudah mau jatuh.  BUMI, ELTY sudah saya ramalkan kejatuhannya dengan jual di topnya dua-tiga hari yang lalu dengan gain lebih dari 50%.  Cukuplah untuk bulan ini.  Kalau saya, quit trading and enjoy the profit.

Lain lagi dengan seorang teman dekat saya.  Kami trading sama-sama.  Saya beri dia entry point dan exit strategy saya.  OK, dia day-trader dengan running trade, jadi dia bisa dapat entry point lebih rendah sedikit karena slippage dan exit sedikit di atas saya.  Beberapa trade berhasil in a row.  Sudah, saya keluar, dia keluar.  Menang.  Tapi... dia tidak mengindahkan saya waktu saya bilang, ini sudah mau jatuh, JANGAN BELI LAGI.  Tidak menyentuh ELTY, dia beli UNSP dan ENRG.  Dan sepertinya dia juga nyolek BUMI lagi.  Harapannya?  Naik dobel!  Judi nggak tuh!

Ada batas antara saya trading dengan judi.  Saya let profit run, tetapi sangat jarang mengejar momentum +20% atau +30%.  Why?  20% dan 30% itu adalah resiko saya.  Saya lebih suka beli di top BB kalau main momentum ketika breakout atau di bottom BB kalau swing.  Ini edge saya, kelebihan saya.

Begitu juga saham yang sedang jatuh, jangan dipegang karena seperti menangkap pisau jatuh, harus tunggu belok dulu.  Dia?  Hantam!  Kepotong kan sekarang?!!!

Kadang saya heran melihat orang yang trading seolah-olah ini judi.  Karena rumor, teman, dan lain sebagainya.  Tidak rapi dan urakan hasilnya.  Mungkin, malah bisa jual kolor nantinya.

Alasan hari ini?  BNBR tidak bisa order, jadi grup Bakrie diguyur.  Nggak valid.  Kenapa?  Memang sudah waktunya jatuh.  Kenapa tidak tunggu entry point berikutnya?  Kenapa?

Ahh... mustinya saya tenang-tenang, jadi pusing mikirin dia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trader Blogroll